06
Jun

Standar Survey Batimetri : Singlebeam Echosounder (SBES)

Standarisasi Survey Batimetri menggunakan SBES
Standarisasi Survey Batimetri Menggunakan SBES

Standar survey batimetri menggunakan SBES – Standarisasi yang digunakan dalam kegiatan survey batimetri telah mengalami banyak perkembangan. Perkembangan ini disesuaikan dengan laju era teknologi yang semakin mumpuni, seperti GNSS untuk penentuan posisi yang teliti dan Multibeam Echosounder untuk pengukuran kedalaman dengan cakupan 100%. Revolusi standarisasi survey batimetri menggunakan SBES tingkat internasional terkait ketelitian disusun oleh IHO (International Hydrography Organization) dan dibagi ke dalam dua kelas, yaitu:

  1. Aturan lama: berbasis skala survey Menyadur dari SP-44 Edisi 1 Tahun 1968, SP-44 Edisi 2 Tahun 1982, dan SP-44 Edisi 3 Tahun 1987
  2. Aturan baru: berbasis kedalaman daerah survey Menyadur dari SP-44 Edisi 4 Tahun 1998, SP-44 Edisi 5 Tahun 2008 dan S-44 Edisi 6 Tahun 2020

Selain berbasis pada standar internasional, Indonesia juga menyusun standar nasional yaitu SNI 7646 Tahun 2010 tentang standar survey hidrografi menggunakan Singlebeam Echosounder (SBES) yang mana standar ini tetap mengacu pada SP-44 Edisi 6. Pada SNI 7646 secara tidak langsung juga menyertakan standar survey batimetri menggunakan SBES.

Baca langsung : untitled (big.go.id)

Perencanaan Survey Batimetri Aturan Lama

Standar survey batimetri menggunakan SBES pada aturan lama menggunakan skala survey untuk menentukan tingkat ketelitian data survey. Skala survey yang biasa digunakan dalam aturan ini, antara lain adalah:

  1. Bandar Pelabuhan, Alur Pelayaran dan Perairan Wajib Pandu > Skala minimal 1:10.000
  2. Alur Dekat Pelabuhan > Skala minimal 1:20.000
  3. Daerah Pantai (kedalaman maksimal 30 m – 40 m) > Skala minimal 1:50.000
  4. Kedalaman 30 m – 200 m > Skala minimal 1:50.000

Kemudian untuk menentukan jarak antar lajur perum, menggunakan aturan sebagai berikut:

  1. Lajur Utama = ≤ 10 mm dikali faktor skala peta
  2. Lajur Silang = Maksimal 10 kali jarak Lajur Utama
  3. Jarak antar titik fix perum ≤ 40 mm dikali faktor skala peta
  4. Catatan: Jarak pada butir (a) dan (b) dapat diperlebar untuk pengukuran Multibeam Echosounder, Side Scan Sonar, Sub-Bottom Profiler, dan Magnetometer.

Baca juga : Jasa Konsultan Batimetri tidak lagi gunakan kapal – Hydrographic Mapping

Perencanaan Survey Batimetri Aturan Baru

Standar survey batimetri menggunakan SBES pada aturan baru mengategorikan ketelitian berdasarkan kelas yang disesuaikan dengan tingkat kedalaman dan urgensi lingkungan. Informasi singkat tentang standar survey batimetri menggunakan SBES yang perlu diperhatikan pada tahap perencanaan survey ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Ketelitian survey batimetri pada aturan baru

OrdeEksklusifSpesial1a1b2
Akurasi horizontal1m2 m5 m + 5% kedalaman5 m + 5% kedalaman20 m + 10% kedalaman
Akurasi vertikal (kedalaman)a = 0.15 m
b = 0.0075
a = 0.25 m
b = 0.0075
a = 0.5 m
b = 0.013
a = 0.5 m
b = 0.013
a = 1.0 m
b = 0.023
Deskripsi AreaArea dimana draft kapal sangat dekat dengan dasar perairan dan kapal susah bermanuverArea dimana draft kapal dekat dengan dasar perairanArea di mana draft kapal dianggap tidak aman tetapi terdapat fitur penting dalam navigasi pelayaranArea di mana draft kapal tidak menjadi masalah ketika bernavigasi di area tersebutArea di mana gambaran umum dasar laut dianggap memadai
Tabel 1. Ketelitian survey batimetri pada aturan baru

Referensi:

SNI 7646 Tahun 2010 tentang Survey Hidrografi Menggunakan Singlebeam Echosounder

IHO SP-44 Edisi 6 Tahun 2020

One Reply to “Standar Survey Batimetri : Singlebeam Echosounder (SBES)”

amalia diva, 07 Jul 2022

nice info

Reply

Leave A Comment