
Standar survey batimetri menggunakan SBES – Standarisasi yang digunakan dalam kegiatan survey batimetri telah mengalami banyak perkembangan. Perkembangan ini disesuaikan dengan laju era teknologi yang semakin mumpuni, seperti GNSS untuk penentuan posisi yang teliti dan Multibeam Echosounder untuk pengukuran kedalaman dengan cakupan 100%. Revolusi standarisasi survey batimetri menggunakan SBES tingkat internasional terkait ketelitian disusun oleh IHO (International Hydrography Organization) dan dibagi ke dalam dua kelas, yaitu:
- Aturan lama: berbasis skala survey Menyadur dari SP-44 Edisi 1 Tahun 1968, SP-44 Edisi 2 Tahun 1982, dan SP-44 Edisi 3 Tahun 1987
- Aturan baru: berbasis kedalaman daerah survey Menyadur dari SP-44 Edisi 4 Tahun 1998, SP-44 Edisi 5 Tahun 2008 dan S-44 Edisi 6 Tahun 2020
Selain berbasis pada standar internasional, Indonesia juga menyusun standar nasional yaitu SNI 7646 Tahun 2010 tentang standar survey hidrografi menggunakan Singlebeam Echosounder (SBES) yang mana standar ini tetap mengacu pada SP-44 Edisi 6. Pada SNI 7646 secara tidak langsung juga menyertakan standar survey batimetri menggunakan SBES.
Baca langsung : untitled (big.go.id)
Perencanaan Survey Batimetri Aturan Lama
Standar survey batimetri menggunakan SBES pada aturan lama menggunakan skala survey untuk menentukan tingkat ketelitian data survey. Skala survey yang biasa digunakan dalam aturan ini, antara lain adalah:
- Bandar Pelabuhan, Alur Pelayaran dan Perairan Wajib Pandu > Skala minimal 1:10.000
- Alur Dekat Pelabuhan > Skala minimal 1:20.000
- Daerah Pantai (kedalaman maksimal 30 m – 40 m) > Skala minimal 1:50.000
- Kedalaman 30 m – 200 m > Skala minimal 1:50.000
Kemudian untuk menentukan jarak antar lajur perum, menggunakan aturan sebagai berikut:
- Lajur Utama = ≤ 10 mm dikali faktor skala peta
- Lajur Silang = Maksimal 10 kali jarak Lajur Utama
- Jarak antar titik fix perum ≤ 40 mm dikali faktor skala peta
- Catatan: Jarak pada butir (a) dan (b) dapat diperlebar untuk pengukuran Multibeam Echosounder, Side Scan Sonar, Sub-Bottom Profiler, dan Magnetometer.
Baca juga : Jasa Konsultan Batimetri tidak lagi gunakan kapal – Hydrographic Mapping
Perencanaan Survey Batimetri Aturan Baru
Standar survey batimetri menggunakan SBES pada aturan baru mengategorikan ketelitian berdasarkan kelas yang disesuaikan dengan tingkat kedalaman dan urgensi lingkungan. Informasi singkat tentang standar survey batimetri menggunakan SBES yang perlu diperhatikan pada tahap perencanaan survey ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Ketelitian survey batimetri pada aturan baru
Orde | Eksklusif | Spesial | 1a | 1b | 2 |
Akurasi horizontal | 1m | 2 m | 5 m + 5% kedalaman | 5 m + 5% kedalaman | 20 m + 10% kedalaman |
Akurasi vertikal (kedalaman) | a = 0.15 m b = 0.0075 | a = 0.25 m b = 0.0075 | a = 0.5 m b = 0.013 | a = 0.5 m b = 0.013 | a = 1.0 m b = 0.023 |
Deskripsi Area | Area dimana draft kapal sangat dekat dengan dasar perairan dan kapal susah bermanuver | Area dimana draft kapal dekat dengan dasar perairan | Area di mana draft kapal dianggap tidak aman tetapi terdapat fitur penting dalam navigasi pelayaran | Area di mana draft kapal tidak menjadi masalah ketika bernavigasi di area tersebut | Area di mana gambaran umum dasar laut dianggap memadai |
Referensi:
SNI 7646 Tahun 2010 tentang Survey Hidrografi Menggunakan Singlebeam Echosounder
One Reply to “Standar Survey Batimetri : Singlebeam Echosounder (SBES)”
nice info